Senin, 19 September 2011

Kontruksi Dan Bangunan Kapal








Konstruksi Dasar Kapal

Susunan konstrusi dasar adalah suatu susunan konstruksi yang terdiri atas kerangka memanjang ataupun melintang yang terletak pada bagian dasar, baik untuk kapal, dasar ganda maupun dasar tunggal atau alas tunggal.
Dengan penyusun bagian-bagian konstruksi dasar tersebut, keseluruan konstruksi dasar akan mampu menunjang kekuatan memanjang dan melintang kapal.

Lunas
Lunas adalah bagian konstruksi memanjang di dasar kapal yang terletak pada dinding memanjang kapal, mulai dari linggi haluan sampai linggi buritan. Pada bagian lunas inilah, kapal harus mampu mengatasi kerusakan, apabila kapal mengalami kandas.

Dalam perkembangannya dikenal tiga macam lunas yang sering dipakai, yaitu : lunas batang, lunas rata, dan lunas kotak.

a. Lunas Batang
Lunas batang ini banyak digunakan untuk kapal-kapal kecil dan kapal yang mempunyai kecepatan tinggi, misalnya kapal ikan dan kapal patroli.

Gambar 11.1 Sambungan-sambungan pada Lunas Batang dengan system las
1. Pelat Hadap ( Flange )
2. Wrang alas penuh (Solid Floor)
3. Lubang jalan air (Drain Hole)
4. Pelat Alas (Gasboard Stroke)
5. Lunas Batang (Bar keel)

b. Pelat Lunas Rata
Konstruksi pelat lunas rata terdiri dari lajur pelat rata yang diletakkan di bagian alas dengan bidang simetri mulai dari sekat ceruk haluan sampai ke sekat ceruk buritan. Tepat di bidang simetri ini dipasang pelat yang berdiri tegak diatas pelat lunas, dan disebut penumpu tengah.

Jika pada kapal yang mempunyai dasar ganda, konstruksi ini bentuknya mirip suatu penampang I. Secara berurutan dari bawah ke atas adalah : Pelat lunas rata, penumpu tengah yang dipasang pada bidang simetri dan pelat dalam (Gambar 11.2). Kalau konstruksi ini dipasang pada kapal dengan dasar tunggal, pelat atas dalam diganti dengan bilah hadap (Gambar 11.3)
Gambar 11.2 Lunas Pelat Rata Dasar Ganda Sistem Konstruksi Memanjang Lunas Pelat (flat plate keel)
1. Penumpuh tengah menerus (Continous centre girder)
2. Pelat lunas rata (Flat Keel Plate)
3. Pelat alas dalam (Middle Strake Of Tank Top)


 
Gambar 11.3 Pelat Lunas Rata Dasar ganda (duct keel)
1. Penumpu samping (Side Girder)
2. Penegar (Stiffener)
3. Pipa (Piping)
4. Wrang alas penuh ( Solid Floor)


c. Lunas Kotak
Dengan adanya perubahan bentuk bagian dasar kapal, dari bentuk runcing (bentuk V) menjadi bentuk datar (bentuk U) dan juga makin besarnya ukuran kapal yang ada dewasa ini maka konstruksi lunas mengalami perubahan pula.
Pada saat ini, terutama untuk kapal-kapal besar, dipakai lunas yang berbentuk kotak. Lunas ini dibuat dari 2 buah pelat dasar tegak diletakkan di kanan-kiri bidang simetri memanjang kapal, dibagian bawah dihubungkan dengan pelat lunas datar dan di bagian atas dengan pelat alas dalam. Kotak yang terbentuk dapat dimanfaatkan untuk penempatan sistem pipa maupun kabel.
 
Gambar 11.4 Lunas Kotak
1. Pelat alas dalam
2. Penumpu tengah
3. Pelat lunas datar
4. Wrang.

Pelat lunas di pasang lebih tebal dari pelat sekitarnya. BKI menentukan ukuran lebar lajur pelat ini sebagai berikut.
Tebal pelat lunas rata di daerah 0,7 L tengah kapal tidak boleh kurang dari :
t = t + 2,0 (mm)
di mana :
t = ketebalan pelat alas (mm)
L= Panjang kapal (m)

Ketebalan pelat lunas rata boleh dikurangi 10% di daerah 0,15 L dari ujung belakang kapal. Pengurangan ini tidak diizinkan untuk fondasi mesin dan tidak boleh lebih tipis dibandingkan dengan tebal pelat las sekitarnya.



Lunas lambung
Adalah konstruksi lempeng baja yang terdapat pada lunas di bagian samping yaitu di bagian plat got.
Kegunaannya :
1.    Mengurangi atau meredam olengan ombak.
2.    Menahan benturan pada bagian lunas dari samping sehingga lajur plat lunas samping tidak rusak.

Lunas samping ini dipasang pada bagian tengah panjang kapal di bagian kapal yang terlebar. Dipasang tegak lurus pada lajur plat dengan panjang antar ¼ sampai 1/3 panjang kapal. Dan umumnya terdiri dari 2 bagian yaitu lempeng baja T dan lempeng baja bertombol, disambung dengan sistim las atau keeling.
Konstruksi yang dikeling
 
 


 
Konstruksi yang dilas
 


 





Pelat Dasar
Pelat dasar (pelat alas) letaknya di dasar kapal, sebelah kiri dan kanan lajur lunas. Pelat ini menerima beban gaya tekan air, yang selanjutnya diteruskan ke wrang dan penumpu. Pemasangan pelat ini sejajar dengan bidang simetri, mulai dari ujung depan sampai ujung belakang kapal (Gambar 11.5)
 
Gambar 11.5 Pelat Alas
1. Pelat alas
2. Lunas batang
3. Penumpu tengah
4. Wrang pelat
5. Pelat hadap


Konstruksi Dasar Ganda

Pelat tepi yang dibuat atau penerusan pelat alas dalam sampai bilga harus dipasang sumur-sumur atau pngumpul air (Gambar 11.7) untuk menggantikan pemasangan permukaan pelat tepi yang dibuat miring. Seperti diketahui, pelat tepi yang miring digunakan untuk mengumpulkan air kotor. Sesuai dengan ketentuan BKI, tebal pelat tepi adalah 20% lebih tebal dari pelat alas dalam.
Gambar 11.7 Sumur Air Kotor di Bilga
1. Pelat alas dalam
2. Lubang pengeringan
3. Pipa pemasukan bilga
4. Pelat sisi

Ukuran kedalaman minimum dasar ganda ditentukan oleh peraturan yang ada, tetapi pada umumnya disesuaikan dengan kebutuhan kapasitas tangki. Kedalaman dasar ganda diukur
berdasarkan pemasangan penumpu tengah. Tinggi penumpu tengah dasar ganda diukur dari sisi atas lunas datar sampai sisi kebawah alas dalam dan tidak kurang dari ketentuan di bawah ini :
h = 350 – 45 B (mm), dengan h min = 600 ,
di mana :
h = Tinggi penumpu tengah.
B = Lebar kapal (m)
 

Gambar 11.8 Wrang Alas Penuh pada Dasar Ganda dengan Sistem Konstruksi Melintang.
1. Penumpu tengah ( Centre girder )
2. Lubang udara ( Air holes )
3. Penumpu samping terputus ( Intercostal side girder )
4. Lubang jalan air ( Drain hole )
5. Penegar wrang ( Flat bar stiffener )
6. Lubang peringan ( Lightening hole )
7. Pelat margin ( Margin plate )
8. Lubang orang ( Man hole )
 
Gambar 11.9 Wrang Alas Terbuka pada Dasar Ganda dengan
Sistem Konstruksi Melintang
1. Penumpu tengah menerus ( Continuous centre girder )
2. Pelat lutut ( Bracket )
3. Gading balik ( Inner bottom frame )
4. Gading Alas ( Bottom frame )
5. Profil penunjang ( Angle strut )
6. Penumpu samping terputus ( Intercostal side girder )
7. Penegar ( Flat stiffener )
8. Pelat alas dalam ( Inner bottom plate )
Teknik Konstruksi kapal 178
9. Wrang alas terbuka ( Bracket Floor )
10. Pelat Margin ( Margin Plate)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar